Senin, 08 Juli 2013

Iman kepada yang Ghaib




            Akhir-akhir ini, sangat banyak kita jumpai orang-orang yang mengaku dirinya sebagai dukun, tukang ramal, orang pintar, atau kiyai yang mampu mengobati berbagai macam penyakit. Mereka menyembuhkan penyakit dengan jalan sihir atau perdukunan, mereka mengaku dirinya sebagai thabib. Masyarakat awam tidak menyadari bahwa dirinya sudah menjadi budak syetan dan bersama-sama mencemari aqidah secara lembut, memprihatinkan lagi, ternyata banyak juga korban dari orang-orang yang kesehariannya menjalani ibadah secara tertib. Sungguh keadaan ini merupakan bencana dan bahaya yang besar bagi Islam dan umat Islam. Ketergantungan kepada Allah tergantikan dengan ketergantungan kepada selain Allah.
            Berobat mencari kesembuhan atas penyakit diperintahkan oleh islam. Seorang yang sakit hendaknya berusaha mendatangi seorang yang ahli untuk diperiksa penyakit apa yang dideritanya dan diobati seusai dengan obat-obatan yang diperbolehkan syara’ sebagaimana dikenal dalam ilmu kedokteran (untuk gangguan medis), ilmu psikologi (untuk gangguan psikis), dan ilmu ruqyah (untuk gangguan sihir, jin dan sejenisnya). Sesungguhnya, Allah swt. telah menurunkan penyakit dan pasti menurunkan pula obatnya. Namun Allah tidak memberikan obat dari sesuatu yang telah diharamkan kepada umatnya.
            Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi  orang-orang yang sakit mendatangi dukun-dukun yang mengaku dirinya dapat mengetahui perkara yang ghaib yang dengannya ia dapat mengatakan apa sakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakana. Sebab, semua yang mereka katakan tentang perkara yang ghaib belaka, atau dengan cara mendatangkan jin dan meminta pertolongan jin-jin tersebut tentang sesuatu yang mereka kehendaki.
            Dengan cara demikian, dukun-dukun tersebut telah melakukan kekufuran dan penyesatan.
            Dari Amran bin Hushein ra. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan untung berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain, yang bertanya dan yang menyampaikannya, yang bertanya pada dukun atau yang mendukuninya, yang menyihir atau yang meminta sihir untuknya, dan barang siapa mendatangi dukun dan membenarkan apa yang dikatakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw.” (HR Al-Bazaar)
            Oleh karena itu, setiap orang wajib menjauhi praktek-praktek perdukunan dan mencegah orang-orang mendatanginya. Hendaknya tidak boleh tertipu pengakuan segelintir orang yang membenarkan apa yang dilakukan para dukun. Sebab, sesungguhnya orang tersebut tidak mengeteahui tentang perkara yang dijalankan dalam perdukunan. Bahkan, kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak mengerti tentang hukum dan larangan yang harus mereka pegang.
            Agar terhindar dari keburukan, orang harus mengenali keburukan itu. Hudzaifah Bin Yunan berkata, orang-orang yang bertanya tentang kebaikan, sedangkan aku, aku tanya tentang keburukan, takut terjerumus kedalamnya. Syetan adalah musuh yang nyata manusia, pengetahuan tentangnya diperlukan agar kita dapat menghindari tipu daya, makar, konspirasi, dan jerat-jeratnya.
Apa Itu Jin
1.      Asal penciptaannya, Allah menciptakan jin yang berasal dari api.
“ Dan sesungguhnya kami telah mencipakan manusia (adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Adapun jin, kami telah menciptakanya sebelum (adam) dari api yang sangat panas. ” (Al-Hijr : 26-27)
2.      Tujuan penciptaan jin, sama dengan tujuan penciptaan manusia  yakni menghamba dan beribadah hanya kepada Allah.
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Ku.“ (Adz-Dzariyat : 56)
3.      Jin dan manusia, sama-sama memiliki alat kelengkapan hidup yang komplit.
“Dan sesungguhnya kami telah menjadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk menyimak (ayat-ayat Allah).“ (Al-A’raf : 179)
4.      Jin ada yang shalih ada pula yang jahat.
“Dan sesungguhnya, di antara kami ( golongan jin ) ada yang shalih dan di antara kami ada bpulayang tidak demikian hal nya. Adalah  kami menempuh jalan yang berbeda. “ ( Al-Jin : 11 )
5.      Jin ada yang muslim ada pula yang kafir.
“Dan sesungguhnya, di antara kami ( golongan jin ) ada yang taat dan ada pula yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang taat, maka mereka benar-benar telah memilih jalan yang lurus.“ (Al-Jin : 14)

 Apa Itu Iblis
1.      Seputar pertayaan tentang iblis.
Iblis adalah oknum jin yang dengki kepada adam. Dengki karna ia merasa lebih mulia ( karna di ciptakan dari api ) dari pada adam ( di ciptakan dari tanh ). Kedengkian iblis ini di dasari karena sifat taqkabur.
Allah berfirman, “ Apakah yang menghalangimu untuk bersujud ( kepada adam ) di waktu aku menyuruhmu ! “ iblis menjawab, “ aku lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan aku dari api sedang engkau ciptakan dia dari tanah !” ( Al-A’raf : 12 )
Golongan jin ini kecewa kepada Allah karna ia di haruskan bersujud kepada adam. Akhirnya, iblis memilih membangkang dengan tidak menaati perintah Allah, tidak mau bersujud kepada adam.
Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para Malaikat, “ sujudlah kamu kepada adam ! “ maka bersujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka mereka menduhakai perintah tuhan-nya. Patut kah kamu mengamnil mereka (jin/iblis) dan turunan turunanya sebagai pemimpin selain aku, sedangkan mereka adalah musuh mu ? amat buruklah iblis itu sebagai pengganti ( Allah ) bagi orang-orang yang zhalim.“ ( Al-Kahfi : 50 )
2.      Kehidupan iblis
Iblis di beri kekhususan oleh Allah, yakni kehidupan sepanjang zaman, dari nabi Adam as. Hingga manusia akhir zaman / hari kiamat. Allah berfirman,
“Maka keluarlah kamu ( iblis ) dari surga. Sesungguh nya kamu makhluk yang terrkutuk, dan kutukan-Ku tetap atasmu hingga hari kiamat. “
 Iblis berkata, “Ya tuhanku, beri tangguhlah aku hingga hari mereka di bangkitkan.”
Allah berfirman, “Sesungguhnya engkau termasuk yang di beri tangguh hingga hari yang di tentukan ( Kiamat ).“
Iblis menjawab, “ kuasamu, aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hambamu yang mukhlis di antara mereka. “ ( Shaad : 77 – 83 )

Apa Itu Syetan
            Syetan berasal dari kata syathana yang berarti sesat atau jauh dari kebenaran.
            Syetan ada dua jenis, yakni syetan golongan jin dan syetan dari golongan manusia.
            “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikan kepada senagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am : 112)
            “Dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (An-Naas : 4-6)

Apa itu Qarin
            Qarin berasal dari kata qarana, yang berarti mendampingi, menemani, menyertai, atau membarengi. Jadi, qarin berarti pendamping, penyerta, yang membarengi, atau teman. Manusia memiliki dua jenis qarin, yakni yang berupa malaikat dan yang berupa jin/syetan.
            “Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Lalu datanglah tiap-tiap diri, masing-masing diiringi malaikat pendamping dan malaikat penyaksi. Dahulu kamu selalu mengabaikan (lalai akan) hal ini, maka sekarang Kami singkap penghalang matamu, sehingga kamu dapat melihatnya dengan jelas. Saat itu berkatalah qarin (malaikat pendampingnya), “Inila perbuatan orang itu yang tercatat pada kami!” Allah berfirman, “Lemparkan olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, dan yang menjadikan selain Allah ada sesembahan lain, lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat dahsyat.” Lalu berkatalah qarin (pendamping dari jin/syetan), “Wahai Tuhan kami, bukan aku yang menyebabkannya melampaui batas, tetapi dia saja yang nyelonong sesat terlalu jauh!” (Qaf : 20-27)

Apa Itu Ruqyah
            Secara bahasa, ruqyah artinya mantra, jampi-jampi, suwuk, atau do’a.
            Secara istilah, ruqyah adalah membacakan mantra atau do’a-do’a kepada seseorang atau suatu tempat dengan tujuan untuk menghilangkan gangguan jin.
            Dalam suatu hadits yang berasal dari Auf bin Malik Al-Asyja’iy diceritakan bahwa ia mengatakan, “Kami dahulu (pada zaman jahiliyah) terbiasa meruqyah. Kemudian kami bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang itu?” Rasulullah saw. Menjawab, tunjukan kepadaku ruqyah-ruqyahmu! Tidak mengapa ruqyah-ruqyah selama tidak mengandung kemusyrikan.” (HR Muslim)
            Berdasarkan hadits diatas, dapat dipahami bahwa ruqyah itu ada dua, yakni ruqyah syar’iyah dan ruqyah syirkiyah. Yang dimaksud dengan ruqyah syar’iyah adalah ruqyah yang dilakukan sesuai dengan syariat islam, tidak menggunakan bantuan jin (hanya membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang diajarkan Rasulullah saw.). ruqyah ini dapat dilakukan oleh setiap orang mukmin dan ilmunya tidak boleh dirahasiakan. Sedang yang dimaksud dengan ruqyah syirkiyah adalah ruqyah yang mengandung kemusyrikan, karena ruqyah ini menggunakan bantuan jin, padahal saling bekerjasama dengan jin hukumnya haram.
            Ruqyah syirkiyah biasanya dilakukan oleh dukun, paranormal, orang tua, orang pintar, dan bahkan juga sebagian kyai pun mempraktekkan ruqyah ini.

Cirri-ciri Gangguan Jin
            Seseorang yang mengalami gangguan jin biasanya memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Kesurupan
a.       Setengah kesurupan. Gangguan pada taraf ini terjadi tatkala jin yang menguasai sebagian atau seluruh jasad, namun tidak mampu menguasai pikirannya. Dalam kondisi ini sadar atau setengah sadar namun ia tidak mampu mengendalikan ucapan atau gerakan badan tertentu.
b.      Kesurupan total. Gangguan pada taraf ini terjadi tatkala jin yang merasuk menguasai seluruh jasad dan pikiran-pikirannya. Dalam kondisi ini tidak sadarkan diri. Semua ucapan atau gerakan badannya di luar kendali diri.
2.      Adanya keluhan-keluhan psikis
Seseorang yang dalam kondisi ini sering mengalami kegelisahan dan keraguan dalam melakukan aktifitas, seperi: gampang emosi, mudah marah, malas beribadah, was-was dan ketakutan berlebihan, atau bahkan stress hingga gila.
3.      Adanya keluhan-keluhan fisik
Seorang dalam kondisi ini sering mengalami kesakitan dalam melakukan aktivitas, seperti: sering sakit pada anggota badan tertentu, namun tidak terdeteksi secara medis, atau terdeteksi namun tidak mempan diobati dengan segala macam obat, atau terdeteksi namun kesimpulan satu dokter dengan dokter lainnya saling berbeda.
4.      Memiliki kelebihan ghaib
Seseorang dalam kondisi ini, ia memiliki kekuatan luar biasa, kekuatan di luar kemampuan manusia, seperti: mampu mengobati berbagai macam penyakit, kebal terhadap senjata, dapat menyingkap kejadian yang sudah terjadi atau meramal peristiwa yang belum terjadi, dapat melihat makhluk halus, dan lain-lainnya.

Adapun tempat atau rumah yang ada gangguan jinnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1.      Sering ada suara-suara ghaib atau penampakan-penampakan.
2.      Sering terjadi kejadian-kejadian aneh.
3.      Sering muncul aroma-aroma aneh.
4.      Kondisi keluarga sering kacau tanpa sebab yang jelas.
5.      Sering terjadi pertengkaran antar anggota keluarga hanya berawal dari masalah sepele.
6.      Anak-anak sering rewel di rumah tersebut.
7.      Dan lain-lain.

Sebab-sebab Gangguan Jin
            Jin dapat mengganggu seseorang karena beberapa sebab :
1.      Sebab dari diri sendiri
Bila seseorang pernah berinteraksi atau meminta bantuan kepada golongan jin, maka kemungkinan orang tersebut terkena gangguan jin besar sekali. Sebab, setiap jin yang membantu manusia pasti meminta imbalan.
Target mereka (golongan jin) tidak lain kecuali hanya ingin menyesatkan manusia dari jalan Allah.
2.      Sebab dari orang lain
Jin juga dapat merasuk kedalam tubuh seseorang disebabkan oleh orang lain, misalnya sihir, santet, pelet, guna-guna, tenung, hipnotis, untuk tumbal, dan lain sebagainya.

Resiko Bekerjasama dengan Jin
            Islam melarang manusia untuk meminta bantuan atau bekerjasama dengan jin dalam kondisi dan keadaan bagaimanapun.
            Dan bahwasanya ada beberapa laki-laki dari dari golongan manusia meminta perlindungan kepada laki-laki golongan jin. Maka, jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Al-Jin : 6)
            Wallahu a’lam
( Surakarta, 9 Januari 2006 / Jasiman, Lc. )

Pemalang, 11 Juni 2013
Iskandar